Kejang Demam - Edukasi

By Yolanda Intan Farellina - October 28, 2019

Masalah kejang demam... masih banyak pasien ini ada di rumah sakit daerah. tidak habis-habisnya pasien keluar masuk akibat kejang demam. masih bingung para orang tua penyebab anak terjadi kejang ini. 

Mungkin rasa khawatir muncul, kegelisahan, dan kebingungan bagaimana mengatasinya. sooo.. saya ingin memberikan sedikit pengetahuan mengenai kejang demam ini.


Kejang demam merupakan bangkitan kejang (seperti anaknya kelojotan, kaku, mata mendelik ke atas, tidak respon saat dipanggil) yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu >38 derajat celcius) yang disebabkan oleh proses ekstrakranial. 

Bila kejang terjadi saat usia < 6 bulan => kemungkinan infeksi sistem saraf pusat tapi jarang

Bila terjadi kejang saat usia < 1 bulan => kejang neonatus

Bila terjadi kejang saat usia > 5 tahun => masih tanda tanya sih... sebenarnya penyebabnya itu apa. kemungkinan akan disarankan pemeriksaan EEG untuk menegakkan diagnosis dan menemukan etiologinya.

Bila kejang terjadi selama > 30 menit atau diantara kejang pasien tidak sadar => status epileptikus => emergensi harus cepet-cepet ditanganin yaa.. harus dibawah ke medis yang terdekat 

Fakto yang mempengaruhi terjadi kejang itu:
1. imaturitas otak / ketidakmatangan jaringan otak?
2. genetik/keturunan?
3. demam?
4. idiopatik/tidak diketahui secara pasti?
5. infeksi? atau
6. trauma/cedera?

Ini harus dikoreksi dan ditegakkan oleh dokter dengan berbagai macam pemeriksaan.. jadi buat para orang tua harus cepat-cepat membawa anaknya ke dokter yaa. demi kesehatan anak ya..  

Jadi... disini saya ingin memberikan sedikit edukasi mengenai kejang demam.

Edukasi kepada orangtua:

1. Jika orang tua menghadapi anaknya yang mengalami kejang, orang tau ahrus tetap tenang karena kejang seperti ini tidak berbahaya karena tidak disebabkan oleh intrakranial. untuk prognosis/prediksi kedepannya itu baik. pindahkanlah anak ditempat yang aman dan terhindar dari benda-benda yang dapat membahayakan anak. 

2. Dilarang memasukkan sesuatu ke dalam mulut pasien saat kejang. bukanna membaik, malah makin parah. karena apa? karena saat kejang, otomatis fungsi saraf dan jaringan sekitar itu fungsinya sedang terganggu ya kalau misalnya dimasukin air, malah masuknya ke paru-paru, malah bikin nambah penyakit dan juga jika dimasukin sendok saat mulut anaknya terkunci rapat, bukan membaik malah mencederai anaknya sendiri. tidak ada manfaatnya juga. lebih baik tetap tenang dan catat durasi waktu dan jumlah kejangnya agar penanganan lebih akurat dan membantu para dokter untuk memberikan pengobatan. 

3. Hanya boleh 1 kali diberikan diazepam rektal oleh orang tua bila kejang > 5 menit => biasanya pasien ini sudah pernah kejang dan pernah ditangani oleh dokter jadi orang tua pasien tahu obat apa saja yang siapkan untuk antisipasibila terjadi kejang. 
bila masih kejang juga saat diberikan diazepam rektal sebanyak 1 kali, maka wajib dibawa ke tempat medis terdekat. 

4. Longgarkan pakaian terutama di bagian leher. kenapa? bayangin kalau anaknya tercekik gara-gara pakaian, akibat nya anak jadi tidak dapat bernapas. oiyaa dilarang juga untuk menahan bagian tubuh saat anak kejang, nanti malah mencederai tulang nyaa. 

5. Bila anak tidak sadar, miringkan. bila ada muntah/lendir, bersihkan baik keluar dari mulut maupun lewat hidung. kalau tidak dibersihkan, akan menyumbat jalan napas anak.

6. Selalu ingat untuk stok obat demam nya yaitu prasetamol/ibuprofen. ya sekiranya yang cocok saja untuk anaknya. kalau misalnya alergi (muncul kemerahan/ bentol2)terhadap reaksi obat parasetamol pada kulit, ya ganti ibuprofen. begitu juga sebaliknya dan juga sedia termometer biar mengetahui suhu tubuh anak..

7. Selalu ingat pesan-pesan/edukasi dari dokter. kalau misalnya masih ada yang bingung, tanyakan saja tak usah sungkan. 😊

Prinsip dari penanganan kasus ini: atasi kejang, turunkan demam dan menemukan penyebabnya (ini sih dokter yang aka menemukannya heheh).

Warning: hati-hati penggunaan diazepam. karena efeknya akan membuat anak memiliki frekuensi napas yang turun/depresi napas. makanya dosis yang diberikan pada anak itu kecil untuk diazepam. 

Pokoknya kasus ini termasuk harus dirujuk ke dokter yaa supaya cepat penanganannya..

Okee semuanyaa... semoga informasi ini membantu untuk kalian semua. bukan hanya para orang tua tetapi juga masyarakat. semoga selalu sehat untuk anak Indonesia. ✊

sumber gambar:
https://kumparan.com/dear-moms/buktikan-mitos-atau-fakta-tentang-kejang-deman-bikin-anak-epilepsi

  • Share:

You Might Also Like

0 comments