Gastroesophageal Refluks - Edukasi

By Yolanda Intan Farellina - November 16, 2019


GER/Gastroesophageal refluks merupakan kondisi mengalirnya secara involunter isi lambung melalui gastroesophageal juntion ke arah esofagus. GER ini menjadi salah satu faktor yang sering terlupakan/neglected dalam etiopatologi Asma. 

Baca disini : Kurangi Pencetus Asma

Jika sudah muncul gejala seperti rasa terbakar bagian tengah dada, kemudian dicetuskan setelah makan/berbaring/membungkuk/mengedan, bersendawa, regurgitasi asam lambung atau empedu, peningkatan saliva, nyeri menelan (odinofagia) dan membaik setelah minum antasida, hal ini disebut sebagai GERD/ Gastroesophageal Reflux Disease. Penyebab utamanya itu spincter esofagus bagian bawah tidak menutup secara adekuat. 


Penyebab terjadinya GERD ini yaitu:
1. Obesitas sentral
2. Terganggu daya tahan mukosa esofagus
3. Terganggu klirens asam di esofagus
4. Transient Lower Esophageal Sphincter Relaxation terutama pada kongenital dan neonatus
5. Berkurangnya tonus Lower Esophageal Sphincter saat istirahat
6. Terlambatnya Pengosongan lambung
7. Meningkatnya asam lambung

GERD ini ada 2 gejala muncul yaitu gejala esofageal dan gejala ekstraesofageal. yang termasuk gejala esofageal sudah dijelaskan diatas. Untuk gejala ekstraesofagel (masuknya asam lambung ke saluran napas) ini memiliki gejala seperti Asma nokturnal (asma pada malam hari), batuk kronik, laringitis, sinusitis. Bisa juga muncul gejala lain seperti nyeri ulu hati dan dinding faring meradang/hiperemis.

Kasus GERD ini di Indonesia cenderung mengalami peningkatan akhir-akhir ini. Jika GERD ini sering muncul terjadi pada penderita, maka komplikasi yang akan terjadi adalah Esofageal Barret yang dapat berkembang menjadi kanker esofagus. Sangat disayangkan sekali bila kasus ini tidak ditangani secepatnya dan dibiarkan saja. 

Sangat mudah untuk mengatasi bagaimana caranya mencegah terjadinya GERD ini, oke simak dulu apa saja cara-cara untuk mengurangi gejala GERD:

1. Posisi kepala harus lebih tinggi ketika tidur. jadi meninggikan kepala 15-20 cm saat tidur

2. Menurunkan berat badan (bila memiliki berat badan lebih sesuai IMT)

3. Menghentikan merokok. Ini sudah jelas karena dampaknya ke semua organ. 

4. Small frequent feeding. Jadi makannya dengan frekuensi kecil, hindari dengan memasukan makanan dengan frekuensi yang cukup besar. 

5. Hindari: minuman panas, alkohol, minuman bersoda, buah asam, tomat, bawang, makanan pedas, kopi, coklat, teh, dan makan kurang dari 3 jam sebelum tidur

6. Hindari obat yang mereleksasi sfingter esofagus bawah (nitrat, antikolinergik, Calium Channel Blocker) dan obat merusak mukosa lambung (NSAID misal paracetamol dan kawan-kawannya, garam kalium, dan bifosfonat)

Bila merasa tidak nyaman dengan gejala yang muncul, sebaiknya ke dokter agar bisa ditangani dan diberikan terapi segera.

Jika sudah ada tanda bahaya seperti berat badan menurun, muntah darah atau BAB berdarah seperti warna kecap, terjadi anemia, nyeri menelan, disfagia maka segera cepat-cepat ke dokter agar dirujuk. 

Sekian untuk masalah Gastroesophageal refluks ini, semoga edukasi ini bermanfaat untuk semuanya...


Sumber:
1. Widjaja IR. 2014. Faktor risiko terjadinya Penyakit Refluks Gastroesofagus Pada Anak Usia 10-12 Tahun: Studi Kasus Di SDN Kenari Menggunakan Kuesioner Frequency Scale For The Symptomps Of Gastroesophageal Reflux Disease.

2. HowToTreatHeartburn.com

  • Share:

You Might Also Like

0 comments